WELCOME TO MY BLOG

Minggu, 29 Desember 2013

QUALITY OF SERVICE


A.   Quality of Service dalam Sistem Terdistribusi
      Sistem Terdistribusi adalah sekumpulan komputer otonom yang terhubung ke suatu jaringan, dimana bagi pengguna sistem terlihat sebagai satu komputer. Sistem terdistribusi termasuk dalam salah satu dari standar IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dengan judul Software Quality Measurement. Maksud komputer otonomi adalah walaupun komputer tidak terhubung ke jaringan, data komputer tersebut tetap berjalan. Dengan menjalankan sistem terdistribusi, komputer dapat melakukan
·         Koordinasi aktifitas
·         Berbagi sumber daya : hardware, software dan data
      Quality of Service (QoS) merupakan salah satu dari sistem terdistribusi  yang digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam jaringan komunikasi pada lalu lintas jaringan komputer. Aturan persyaratan dalam QoS hadir dalam situasi jaringan, seperti dalam kondisi kritis infrastruktur pengendalian dan komunikasi militer [2].  Secara sederhana Quality of Service berupa pengukuran seberapa tingkat pemakaian fungsi , yaitu
·         Reliability
·         Security
·         Performance
·         Adaptability, kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan konfigurasi  system.

B.    Definisi QoS ( Quality Of Service )
      Dari segi networking, QoS mengacu kepada kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalulintas jaringan dengan kelas-kelas yang berbeda. Tujuan akhir dari QoS adalah memberikan network service yang lebih baik dan terencana dengan dedicated bandwith, jitter dan latency yang terkontrol dan meningkatkan loss karakteristik. QoS adalah kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data penting atau dengan kata lain kumpulan dari berbagai kriteria performansi yang menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif .
      Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter, probabilitas packet dropping atau bit error rate ( BER ) dapat dijamin. Jaminan QoS penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimediasecara real-time seperti voice over IP, game online danIP-TV, karena sering kali initetap memerlukan bit rate dan tidak diperbolehkan adanyadelay, dan dalamjaringan di mana kapasitas resource yang terbatas, misalnya dalamkomunikasidata selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan.Sebuahjaringan atau protokol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuahkontraktraffic dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan,misalnya saat sesi fase pembentukan.

C.   Pentingnya QoS
Ada beberapa alasan mengapa kita memerlukan QoS, yaitu:

1.      Untuk memberikan prioritas untuk aplikasi-aplikasi yang kritispada jaringan.
2.      Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudahada.
3.      Untuk meningkatkan performansi untuk aplikasi-aplikasi yangsensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video.
4.      Untuk merespon terhadap adanya perubahan-perubahan pada alirantraffic di jaringan.
D.   Tingkatan QoS
      Terdapat 3 tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated service. Ketiga level tersebut akan diuraikan lebih detail dibawah ini.
1.      Best-Effort Service
            Best-effort service digunakan untuk melakukan semua usaha agar dapat mengirimkan sebuah paket ke suatu tujuan. Penggunakan best-effort service tidak akan memberikan jaminan agar paket dapat sampai ke tujuan yang dikehendaki. Sebuah aplikasi dapat mengirimkan data dengan besar yang bebas kapan saja tanpa harus meminta ijin atau mengirimkan pemberitahuan ke jaringan. Beberapa aplikasi dapat menggunakan best-effort service, sebagai contohnya FTP dan HTTP yang dapat mendukung best-effort service tanpa mengalami permasalahan. Untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif terhadap network delay, fluktuasi bandwidth, dan perubahan kondisi jaringan, penerapan best-effort service bukanlah suatu tindakan yang bijaksana. Sebagai contohnya aplikasi telephony pada jaringan yang membutuhkan besar bandwidth yang tetap, 0agar dapat berfungsi dengan baik; dalam hal ini penerapan best-effort akan mengakibatkan panggilan telephone gagal atau terputus.
2.      Integrated Service
            Model integrated service menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan melalui negosiasi parameter-parameter jaringan secara end-to-end. Aplikasi-aplikasi akan meminta tingkat layanan yang dibutuhkan untuk dapat beroperasi dan bergantung pada mekanisme QoS untuk menyediakan sumber daya jaringan yang dimulai sejak permulaan transmisi dari aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi tidak akan mengirimkan trafik, sebelum menerima tanda bahwa jaringan mampu menerima beban yang akan dikirimkan aplikasi dan juga mampu menyediakan QoS yang diminta secara end-to-end. Untuk itulah suatu jaringan akan melakukan suatu proses yang disebut admission control. Admission control adalah suatu mekanisme yang mencegah jaringan mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan, maka jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat memulai untuk mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, maka sumber daya pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelola secara end-to-end sampai aplikasi tersebut selesai.



3.      Differentiated Service
            Model terakhir dari QoS adalah model differentiated service. Differentiated service menyediakan suatu set perangkat klasifikasi dan mekanisme antrian terhadap protokol-protokol atau aplikasi-aplikasi dengan prioritas tertentu di atas jaringan yang berbeda. Differentiated service bergantung pada kemampuan edge router untuk memberikan klasifikasi dari paket-paket yang berbeda tipenya yang melewati jaringan. Trafik jaringan dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol dan port, ingress interface, atau klasifikasi lainnya selama masih didukung oleh standard access list atau extended access list.
E.    Parameter-Parameter Quality of Service (QoS)
      Pada jaringan packet switched, kualitas layanan dipengaruhi oleh berbagaifaktor, yang dapat dibagi menjadi faktor "manusia" dan faktor "teknis". Faktor-faktormanusia meliputi: stabilitas layanan, ketersediaan layanan, delay, dan informasipengguna. Faktor-faktor teknis meliputi: realibility, scalability, effectiveness,maintainability, Grade of Service (GOS), dll. Terdapat banyak hal bisa terjadi padapaket ketika mereka melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkanmasalah-masalah berikut dilihat dari sudut pandang pengirim dan penerima,atau yangsering disebut sebagai parameter-parameter QoS.
      Kualitas layanan atau yang disebut dengan Quality Of Service (QoS) pada komunikasi Audio dan Video merupakan bagian terpenting dari sistem multimedia terdistribusi, karena dengan adanya parameter kualitas layanan tersebut, kita dapat menentukan nilai yang pantas dari suatu kualitas layanan yang standar tapi hal tersebut tidaklah mutlak selama interpresitasi manusia yang melihatnya, terlihat baik. Parameter yang ditekankan pada kualitas layanan dari komunikasi audio dan video adalah sebagai berikut diantaranya :

1.      Frame Loss
`         Frame Loss adalah parameter dari sistem multimedia streming yang dapat diukur, yaitu dengan cara mencari nilai selisih dari packet frame yang dikirim oleh transmitter dikurang dengan packet frame yang diterima oleh receiver . Sehingga hasil dari selisih tersebut didapatkan nilai frame loss.
           Frame loss kemungkinan terjadi pada jaringan akibat dari kapasitas buffer yang terbatas dari node yang dilewati, serta bandwith yang rendah pada saat data multimedia tersebut melewati jaringan. Sehingga data tersebut mengalami drop tail dan discarding.
Floss = FTx  - FRx 
Dimana,
Floss = Frame loss
FTx   = Frame yang dikirim oleh transmitter
FRx  = Frame yang diterima oleh receiver

2.      Error Rate
           Pada  error rate terdapat dua jenis kesalahan (error), yaitu :
a.      Bit error  adalah normal dari suatu komunikasi audio dan video dikarenakan akibat ganguan dan interferensi. Hal tersebut sangat rendah di dalam jaringan modem. Kehilangan paket data ( packet loss ) sebagian besar disebabkan oleh network switches yang memiliki kekurangan kapasitas buffer yang terbatas.
b.      Packet Loss, merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.




Beberapa penyebab terjadinya paket loss yaitu:
a.       Congestion, disebabkan terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan
b.      Node yang bekerja melebihi kapasitas buffer
c.       Memory yang terbatas pada node

d.      Policing atau kontrol terhadap jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan besarnya bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir didalam jaringan melebihi dari kapasitas bandwidth yang ada maka policing control akan membuang kelebihan trafik yang ada.
3.      Troughput
           Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
           Tabel beberapa contoh parameter kualitas layanan dengan level yan berbeda
4.      Kualitas Video
           Parameter Kualitas suatu video tidak dapat ditetapkan secara pasti, dikarenakan presepsi antar user berbeda-beda.Kualitas video banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor  antara lain:          
·         Image  Quality
·         frame rate
·         Brightness
·         frame loss dan
·         warna.
         Terkadang suatu variable frame rate yang sangat bagus 30 frame/s mendapatkan image quality yang tidak baik. Hal ini diperlihatkan pada kualitas video dengan encode H.261 dan H.263, Dimana dilakukan perbandingan antara frane rate dan image quality. Pada gambar terlihat bahwa kualitas frame akan semakin baik tetapi frame rate pada video tidak kurang baik, sebaliknya jika frame rate sangat baik maka kualitas gambar video semakin buruk, sehingga terdapat daerah yang dimana nilai kedua-duanya seimbang atau yang disebut dengan “ sweet spot “.

F.   Penyebab QoS yang buruk
      Terdapat beberapa fakor pengganggu dalam jaringan yang menyebabkan turunnya nilai QoS, yaitu :

  • Redaman, yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak pada media transmisi. Setiap media transmisi memiliki redaman yang berbeda-beda, tergantung dari bahan yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, perlu digunakan repeater sebagai penguat sinyal. Pada daerah frekuensi tinggi biasanya mengalami redaman lebih tinggi dibandingkan pada daerah frekuensi rendah.
Distorsi, yaitu fenomena yang disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. Untuk itu, dalam komunikasi dibutuhkan bandwidth transmisi yang memadai dalam mengakomodasi adanya spektrum sinyal. Dianjurkan digunakan pemakaian bandwidth yang seragam, sehingga distorsi dapat dikurangi.

Jenis-jenis noise dalam jaringan :
a.       Thermal noise
ü  Terjadi pada media transmisi bila suhunya diatas suhu mutlak (0ºK)
ü  Akibat pergerakan elektron secara random dan memiliki karakteristik energi terdistribusi seragam
ü  Menjadi faktor yang menentukan batas bawah sensitifitas sistem penerima
b.      Intermodulation noise
ü  Terjadi karena ketidak-linieran komponen transmitter dan receiver
ü  Sinyal output merupakan penjumlahan dan perbedaan dari sinyal input
ü  Sistem diharapkan linear sehingga sinyal output = sinyal input
c.       Impulse noise
ü  Pulsa-pulsa iregular atau spikes
ü  Durasi pendek
ü  Amplituda tinggi
ü  Pengaruh kecil pada komunikasi telepon analog
ü  Pengaruh besar pada komunikasi data
d.      Crosstalk
ü  Gandengan yang tidak diinginkan antar lintasan sinyal → media metal (twisted pair & koaksial)
ü  Penyebab:
4  Gandengan elektris
4  Pengendalian respon frekuensi yang buruk
ü  Contoh : ketika bertelepon, kita mendengarkan percakapan lain
e.       Echo
ü  Terjadi ketika sinyal yang dikirim oleh transmitter kembali (feedback) kepadanya.


G.   Hubungan Kerja Quality of Service

1.      Quality-of-Service Routing
            Banyak QoS routing algoritma telah diusulkan. Local Proportional Sticky Routing (PSR) adalah QoS lokal yang pertama pada skema routing . PSR bentuknya sederhana namun stabil dan digunakan sebagai alternatif untuk QoS global routing. PSR beroperasi dalam dua tahap: aliran proporsional routing dan komputasi proporsi mengalir. Proporsional aliran routing menentukan jalur lalu lintas selama siklus. Ketika siklus selesai, proporsi aliran baru ditemukan untuk setiap jalur berdasarkan probabilitas blocking. Credit Based Routing (CBR) menggunakan skema kredit yang digunakan untuk arus penerimaan dan penolakan [1]. Path atau bagian pemilihan berdasarkan kredit jalan mana yang lebih tinggi jalur kredit lebih disukai. CBR juga memantau arus dan memblokir probabilitas untuk setiap jalur untuk digunakan dalam jalur masa depan.            Quality-Based Routing (QBR) berfungsi menentukan jalur berdasarkan pada nilai-nilai QoS metrik. QBR juga memonitor jalan dan menerjemahkan mengalir nilai-nilai ke kualitas jalan rata-rata. QBR menyalurkan dan mendeteksi kesalahan yang ada pada jalur jaringan seperti CBR. Perbedaannya adalah bahwa CBR memberikan kredit berdasarkan blokir probabilitas, sementara QBR menggunakan kualitas jalan rata-rata. Delay Based QoS Routing (DBR) menggunakan delay rata-rata di jalan untuk membuat keputusan routing. Rata-rata delay jalan digunakan untuk mengukur kualitas jalur data dan pada saat ada aliran data, jalan dengan delay rata-rata paling sedikit digunakan untuk mengembalikan rute lalu lintas yang masuk.
            Stable and Delay Constrains Routing (SDCR)  bekerja dalam dua fase utama: routing penemuan dan pemeliharaan. Link stabilitas dan menunda kendala dibagi dalam dua tahap. Ketika bertemu,data akan dikirim melalui QoS permintaan ke tujuan pertama, dan memilih jalan yang paling stabil. Jika tidak ada jalan stabil, maka akan terdapat route request (RREQ). Ketika sumber menerima rute laporan (RREP), maka akan dihitung keterlambatan end-to-end danmenentukan jalur yang terbaik. Ketika mempertahankan rute dari sumber, SDCR memantau perubahan jaringan penundaan ini. Jika menerima route error message (RRER), maka akan dihapus rute yang berasal dari cache.Setelah itu, akan menghitung ulang rute terbaik untuk lalu lintas [3].

2.      Multiconstrained QoS Routing
            Multiconstrained QoS routing melibatkan, menemukan dan memesan rute yang memenuhi beberapa independen kendala. QoS routing bisa terpusat, didistribusikan, atau hirarkis. Sentralisasi routing mengharuskan node mempertahankan global pengetahuan pada sumbernya. Negara global harus diperbarui sering untuk mengatasi dinamika jaringan, algoritma routing terdistribusi dapat lebih terukur karena perhitungan jalur dibagi di antara node. Banyak didistribusikan skema membuat keputusan routing hopby- hop, tapi bergantung pada negara global untuk QoS routing. Hirarkis routing memberikan keuntungan saham dan didistribusikan melalui skema. Setiap node mempertahankan bagian jaringan negaranya masing – masing. Kelompok node dikumpulkan untuk skalabilitas. Sumber routing terjadi pada setiap tingkat hirarki untuk menemukan jalan layak, dengan beberapa ketidaktepatan.
 3.      Quality-of-Service Routing MPLS Menggunakan dan Arus Multicommodity
            Multi-Protocol Label Switching (MPLS) adalah dukungan QoS skema dimana paket dapat diberi label. Router menggunakan label untuk meneruskan paket di sepanjang jalan yang telah ditetapkan. MPLS sering digunakan dengan optimasi aliran multicommodity,
yang menemukan rute berdasarkan kendala aliran data. Multicommodity menggunakan
kas untuk QoS routing dengan MPLS. Teknik ini dapat menghasilkan tabel routing yang besar. Akan tetapi dengan solusi Thorup’s membutuhkan sebuah algoritma seperti sebuah front-end. Sehingga ukuran memori dalam keduanya bisa terjangkau.
4.      Quality-of-Service Routing Menggunakan Heuristik
            Terdapat dua heuristik untuk multiconstrained QoS routing berdasarkan Bellman Extended – Ford Algoritma (EBFA). EBFA menghitung jalur layak diberikan beberapa kendala, tapi runtime nya / memori dapat menjadi eksponensial. Motivasi heuristik kedua adalah membatasi jumlah jalan QoS yang optimal dan diselenggarakan dalam setiap node. Kompleksitas waktu terbatas rincian heuristik adalah O (| N | k | E |) untuk node N, k QoS kendala, dan E tepi. Heuristik yang kedua, jalan terbatas, batas QoS jalan di setiap node untuk skalabilitas. O (| N | 2lg (| N |)) QoS jalan disimpan per node, yang optimal. Probabilitas menemukan jalan QoS yang memenuhi kendala tinggi. Kedua Heuristik tersebut menggunakan routing dan skala yang buruk.

B.    Ulasan
      Memberikan jaminan kualitas layanan (QoS) dalam sistem terdistribusi secara fundamental masalah end-to-end, yaitu, dari aplikasi-ke-aplikasi. Perhatikan, misalnya, remote akses dan distribusi untuk sebuah konten audio dan video dari web server: dalam platform sistem terdistribusi, kualitas jaminan layanan harus berlaku untuk arus informasi yang lengkap dari server yang jauh melalui jaringan ke titik pengiriman dan playout. Umumnya, hal ini membutuhkan pengujian penerimaan secara end-to-end dan reservasi resource dalam contoh pertama, diikuti dengan koordinasi disk yang teliti dan penjadwalan berkas dan kontrol aliran pada akhir-sistem, paket / bagian penjadwalan dan pengendalian kemacetan di jaringan dan , akhirnya, aktif pemantauan end-to-end dan pemeliharaan kualitas layanan yang disampaikan. Ini adalah wilayah yang kompleks dan menantang penelitian mana memberikan kualitas end-to-end jaminan layanan dalam sistem terdistribusi masih terbukti sangat bermasalah.
      Sampai saat ini, sebagian besar dari perkembangan di bidang kualitas dukungan layanan telah terjadi dalam konteks daerah penelitian individu. Telah ada kemajuan yang cukup besar dalam wilayah yang terpisah dari komputasi terdistribusi, sistem operasi objek, sistem transportasi dan jaringan multimedia. Pada akhir sistem, sebagian besar kemajuan telah dibuat dalam bidang penjadwalan, sinkronisasi multimedia dan dukungan transportasi. Dalam jaringan, penelitian telah difokuskan pada penyediaan model lalu lintas yang sesuai dan disiplin layanan serta kontrol penerimaan yang tepat dan protokol reservasi resource. Beberapa kemajuan juga telah dibuat terhadap definisi QOS arsitektur yang menjangkau-end sistem dan jaringan.
      Banyak kemajuan yang dibuat dalam pemahaman kita tentang bagaimana membangun kontrol QoS ke dalam sistem terdistribusi telah datang dari komunitas jaringan. Sekitar satu dekade lalu peneliti menyadari bahwa kombinasi prosesor yang lebih cepat, link serat optik, dan packet-switching memungkinkan pengembangan dan penyebaran infrastruktur tunggal yang menggabungkan kemampuan jaringan telepon, jaringan data tradisional, dan radio dan jaringan siaran televisi . Ini visi awal jaringan layanan terpadu menyebabkan desain jaringan ATM, dan, secara paralel, integrasi suara dan kemampuan transmisi video ke internet. Sementara penyebaran skala penuh jaringan pelayanan terpadu yang jauh dari kenyataan, tampak jelas bahwa visi ini akan terus memainkan peran utama dalam desain jaringan dan penggunaan dalam tahun-tahun mendatang.
      Di jantung dari jaringan layanan terpadu adalah kebutuhan untuk menyediakan aplikasi yang beragam dengan kualitas yang diinginkan dari layanan. Kita dapat memecahkan masalah ini dengan salah satu dari tiga pendekatan. Pertama, kita dapat membangun tambahan kapasitas, sehingga bahkan aplikasi yang paling ketat memenuhi persyaratan. Hal ini tidak mungkin untuk biaya-efisien. Kedua, kita dapat meminta semua aplikasi untuk beradaptasi dengan jaringan saat-negara. Ini tidak praktis untuk kelas aplikasi yang luas, seperti yang bergantung pada jaminan delay dan bandwidth untuk membawa audio atau lalu lintas video. Dengan demikian, keragaman persyaratan yang diajukan oleh aplikasi jaringan cenderung efisien puas hanya dengan alternatif ketiga, yaitu dengan menyesuaikan layanan jaringan dengan karakteristik aplikasi. Alternatif ini membutuhkan aplikasi untuk menentukan persyaratan layanan, jaringan untuk membatasi jumlah aliran simultan - sehingga permintaan layanan individu terpenuhi - dan jaringan ke polisi lalu lintas sungai sehingga tidak ada pengguna melangkahi batas penggunaan dinyatakannya. Persyaratan kebijakan ini harus dilaksanakan oleh penjadwalan yang tepat, kepolisian, sinyal dan mekanisme re-negosiasi. Pengalaman telah menunjukkan bahwa, dengan pilihan bijaksana mekanisme dan kebijakan, adalah mungkin untuk membangun jaringan yang menyediakan per-aplikasi berkualitas end-to-end layanan. Namun, bergerak solusi dari testbeds skala kecil ke lapangan memerlukan pemecahan sejumlah masalah yang signifikan.
      Mungkin masalah praktis utama luas penggelaran teknologi yang memberikan kualitas layanan adalah bahwa mereka tidak kompatibel dengan infrastruktur yang ada di mana-mana, baik di jaringan telepon dan internet. Jaringan telepon hanya menyediakan kualitas layanan tunggal, dan Interent dasarnya menyediakan tidak ada. Hari ini, semua pengguna mengenali kekayaan informasi yang tersedia di Internet. Namun, masing-masing juga menyadari bahwa mengakses konten multimedia dapat menjadi pengalaman frustasi. Saat ini, informasi yang paling multimedia yang tersedia di Internet adalah audio yang berkualitas rendah disertai dengan kecil, kasar, motion video lambat. Hal ini akan berubah sebagai teknologi layanan baru terpadu bertahap masuk Bagaimana kita dapat fase-dalam infrastruktur baru, terutama ketika jaminan end-to-end membutuhkan kualitas mekanisme pelayanan di setiap hop? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan kecepatan di mana jaringan pelayanan terpadu menjadi dikerahkan di lapangan. Bahkan jika kita datang dengan solusi yang baik untuk masalah ini, tantangan lainnya tetap.
      Pertama, bagaimana seharusnya sebuah aplikasi menggambarkan lalu lintas dan persyaratan kinerjanya? Jawaban default, yang adalah dengan menggunakan ember bocor, tampaknya tidak memadai dalam menghadapi lalu lintas yang menunjukkan burstiness di berbagai skala waktu. Selain itu, dengan pengenalan yang cepat dari aplikasi jaringan baru, tidak jelas yang mengatur persyaratan kinerja seharusnya didukung oleh jaringan. Memang, bahkan tidak jelas apakah operator jaringan harus memungkinkan aplikasi individu untuk menyesuaikan parameter kinerja mereka sendiri (yang mengarah ke algoritma kontrol masuk kompleks) atau apakah aplikasi harus memilih dari menu tetap kecil pilihan. Kedua, dukungan apa yang harus an-end system menyediakan untuk melayani aliran yang berbeda dengan kualitas pelayanan yang berbeda? Haruskah kita membutuhkan komputasi terdistribusi objek dan desainer sistem operasi untuk mengubah penjadwalan dan algoritma manajemen buffer? Jika demikian, perubahan apa yang diperlukan? Ketiga, jika aplikasi yang diizinkan untuk meminta layanan dikustomisasi, apa yang bisa kita katakan tentang admission control? Bagaimana kita bisa mencirikan set aplikasi secara bersamaan diterima? Keempat, bagaimana kita bisa menjamin kualitas layanan di hadapan jaringan nirkabel, dimana kualitas link yang dapat dengan cepat menurunkan, dan konektivitas tidak dijamin? Kelima, bagaimana kita dapat skala desain kita? Bagaimana kita memastikan bahwa jumlah negara pada sistem intermediate dan perhitungan waktu untuk penjadwalan dan masuk algoritma tetap dalam batas-batas praktis karena sistem tumbuh? Daftar masalah sulit tampaknya tumbuh tanpa batas, semakin dekat kita mempelajari masalah!
      Untuk mengatasi ini dan pertanyaan lainnya kami telah mengumpulkan isu Komputer Komunikasi pada "Quality of Service dalam Sistem Terdistribusi". Tujuan dari masalah ini adalah untuk menyatukan penelitian dan pengalaman dari pembangunan sistem eksperimental dan melalui analisis model kuantitatif. Topik yang dibahas dalam edisi ini meliputi kualitas penelitian layanan dalam aplikasi adaptif, komputasi terdistribusi objek, akhir-sistem QoS arsitektur, Internet, jaringan broadband dan routing. Untuk masalah ini, kami menerima lebih dari dua puluh makalah, dimana empat dipilih untuk publikasi. Sisa dari masalah ini terdiri dari dua makalah terbaik dari 5th IFIP International Workshop on Quality of Service (IWQOS'97) dan satu kontribusi diundang. Sementara masing-masing kertas mencakup aspek-aspek yang berbeda dari ruang masalah mereka secara kolektif menambah pemahaman kita tentang mewujudkan kualitas end-to-end layanan dalam sistem terdistribusi.      
      Banyak domain aplikasi real-time bisa mendapatkan keuntungan dari lingkungan komputasi terdistribusi objek fleksibel dan terbuka. Banyak lingkungan ini cocok untuk permintaan / tanggapan aplikasi konvensional tetapi tidak memiliki dukungan yang diperlukan untuk aplikasi real-time. Schmidt, Levine dan Mungee, di koran diundang berjudul, "The Desain TAO Real-Time Obyek Permintaan Broker", menggambarkan desain kinerja, implementasi CORBA real-time tinggi yang disebut TAO. Platform ini berjalan pada berbagai sistem operasi dan fitur layanan penjadwalan real-time yang dapat memberikan jaminan kualitas layanan untuk deterministik real-time implementasi CORBA. Banyak implementasi CORBA konvensional menderita efek inversi prioritas dan non-determinisme yang diselesaikan oleh TAO.
      Untuk memberikan kualitas layanan diprediksi pada akhirnya-sistem kita perlu merancang arsitektur pengelolaan sumber daya yang aplikasi dan sistem operasi bekerja sama untuk secara dinamis beradaptasi dengan variasi dalam kebutuhan sumber daya aplikasi 'dan sumber daya yang tersedia jaringan. Dalam "Integrated CPU dan Jaringan I / O Manajemen QoS dalam Sistem End", Lakshaman, Yavatkar dan Finkel, menggambarkan pelaksanaan Kualitas Adaptive Layanan Arsitektur (AQUA) menggunakan sistem operasi Sun Solaris. Mereka memeriksa bagaimana AQUA dapat mengelola CPU untuk memberikan kualitas diprediksi pelayanan kepada aplikasi. Sebuah gagasan utama dari pekerjaan mengelola CPU dan sumber daya jaringan IO secara terpadu.
      Kualitas konsep layanan adalah sebagai berlaku di sistem-end karena mereka dalam jaringan. Ott, Michelitsch, Reininger dan Welling dalam makalah mereka, "Sebuah Arsitektur untuk Adaptive QOS dan Aplikasi untuk Sistem Desain Multimedia", menggambarkan implementasi sistem terdistribusi multimedia adaptif yang menggeneralisasi konsep QOS menerapkannya di semua lapisan arsitektur perangkat lunak. Sebuah sistem prototipe mengevaluasi arsitektur QOS yang diusulkan. Komponen kunci dari sistem ini adalah antarmuka pengguna grafis yang menangkap persyaratan QOS aplikasi ', sebuah layanan jaringan dinamis yang efisien sesuai dengan sumber daya jaringan yang tersedia dengan kebutuhan pengguna dan scheduler prosesor bahwa jadwal tugas sesuai dengan persyaratan eksekusi. Dalam kerja terkait, Alfano di koran, "Desain dan Implementasi Koperasi Multimedia Lingkungan dengan QOS Control", membahas perkembangan bukti-of-konsep sistem multimedia koperasi yang mengelola jasa multimedia dan sumber daya yang mendasari secara terpadu. Dalam arsitektur QOS ini penekanan khusus ditempatkan pada mewujudkan QOS pemetaan dan mekanisme kontrol QoS di lingkungan eksperimental yang mendukung akses koperasi, manipulasi dan distribusi media terus menerus dan data.
      Internet Engineering Task Force telah menggambarkan sebuah kelas aplikasi yang memerlukan hard jaminan real-time untuk QOS dari layanan internet terintegrasi masa depan. Aplikasi ini memerlukan jaringan untuk menjamin bahwa paket akan tiba dalam waktu pengiriman dijamin dan tidak akan dibuang pada router menengah karena antrian overflow, asalkan karakteristik lalu lintas arus tetap dalam kontrak yang telah disepakati. Dalam "Penerimaan Panggilan dan Resource Reservation untuk layanan QOS Dijamin di Internet", Verma, Pankaj dan Leon-Garcia mengembangkan algoritma yang efisien dan didistribusikan berdasarkan fungsi biaya untuk membagi end-to-end dijamin persyaratan QoS ke dalam persyaratan QoS lokal yang dipetakan dengan kebutuhan sumber daya lokal. Solusinya memperhitungkan pemilihan rute account dan tindakan menerima dan mengirim node dalam admission control dan proses reservasi resource.
      Memperoleh pemahaman tentang hubungan mendasar antara kualitas layanan, biaya sambungan dan smoothing lintas di Variable Bite Rate (VBR) video melalui jaringan ATM merupakan area yang penting dari penelitian. Zhang dan Hui dalam makalah mereka, "Menerapkan Lalu Lintas Smoothing Teknik untuk QOS Service Control dalam transmisi video yang VBR", membahas bagaimana lalu lintas membentuk dapat meningkatkan kualitas layanan dan pada saat yang sama mengurangi biaya jaringan untuk memberikan VBR video melalui jaringan ATM. Para penulis menyajikan teknik smoothing lalu lintas yang efisien disebut "minimal polyline smoothing" yang meminimalkan biaya sambungan untuk layanan deterministik dan dinamis menyesuaikan parameter QoS untuk layanan statistik dalam transmisi video yang VBR.
      QOS-based routing di Internet dan jaringan ATM dikenal menjadi masalah terselesaikan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa call-by-call routing sangat ideal untuk seleksi jalur QOS berbasis dalam jaringan kecil di mana mudah untuk mendistribusikan informasi topologi yang relatif akurat. Pendekatan seperti itu memiliki sejumlah keterbatasan sebagai skala jaringan untuk ukuran yang lebih besar. Dalam tulisan mereka, berjudul "A Scalable QOS berbasis Routing Skema Inter-Domain dalam Kecepatan Tinggi Wide Area Network", Kim, Lim dan Kim membahas suite algoritma routing yang khusus dirancang untuk memenuhi jaringan yang besar.
      Koran-koran yang dipilih untuk alamat masalah banyak hambatan teknis yang penting yang ada dalam membangun kualitas layanan ke dalam sistem terdistribusi. Setelah satu dekade penelitian di lapangan, banyak masalah tetap. Satu-satunya harapan, maka, mungkin untuk membangun sistem yang kecil, mempelajari perilaku mereka, dan menerapkan apa yang telah dipelajari ke arah pembangunan yang lebih besar dan scalable sistem terdistribusi Kami percaya bahwa kita perlu mengambil pendekatan langsung digabungkan dengan analisis baik mendirikan model. Tujuh makalah dalam edisi ini adalah contoh dari pemikiran ini.
C.   Kesimpulan
Quality of Service merupakans sebuah media pelayanan dalam meningkatkan kinerja dari jaringan komunikasi pada lalulintas jaringan komputer dimana setiap lalu llintas jaringan dengan kelas – kelas yang berbeda memiliki pelayanan yang berbeda terhadap kinerja pada masing – masing jalur lalu lintas jaringan. Sehingga pelayanan dapat memungkinkan lalu lintas pada jaringan komunikasi menjadi lebih baik serta mendapat pembagian range bandwith yang efektif maupun efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Noura Abbas, Andrew M Gravell, Gary B Wills, The Impact of Organization, Project and Governance Variables on Software Quality and Project Success, University of Southampton School of Electronics and Computer Science, Southampton, UK, 2010.
Andrew Campbell, Domenico Ferrari, Stefan Fischer, Lars Wolf, 2000, Quality of Service in Networks and Distributed Systems.
Yudi Eko Windarto, Quality of Service (QoS) dalam system terdistribusi. [Online] (http://yudiekowindarto.students-blog.undip.ac.id/, diakses tanggal 12 November 2013).

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

2 komentar:

terima kasih ya min ^^ artikel ini benar benar sangat bagus dan bemanfaat untuk saya , bagus juga untuk orang yang belum paham atas artikel ini saya sangat terkesan akan artikel bagus dari anda , teruslah berkarya ya, semoga sukses dan sehat selalu

bandarq terpercaya
agen domino teraman dan terpercaya

mohon maaf jika ada salah saya dalam tulisan, terima kasih dan salam hormat terdalam saya ya min

Posting Komentar

HIZRIAN ARIF. Diberdayakan oleh Blogger.