A. Quality of Service dalam Sistem
Terdistribusi
Sistem
Terdistribusi adalah sekumpulan komputer otonom yang terhubung ke suatu
jaringan, dimana bagi pengguna sistem terlihat sebagai satu komputer. Sistem
terdistribusi termasuk dalam salah satu dari standar IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineers) dengan judul Software Quality
Measurement. Maksud komputer otonomi adalah walaupun komputer tidak terhubung
ke jaringan, data komputer tersebut tetap berjalan. Dengan menjalankan sistem
terdistribusi, komputer dapat melakukan
·
Koordinasi aktifitas
·
Berbagi sumber daya : hardware, software dan data
Quality
of Service (QoS) merupakan salah satu dari sistem terdistribusi yang
digunakan untuk meningkatkan kinerja dalam jaringan komunikasi pada lalu lintas
jaringan komputer. Aturan persyaratan dalam QoS hadir dalam situasi jaringan,
seperti dalam kondisi kritis infrastruktur pengendalian dan komunikasi militer
[2]. Secara sederhana Quality of Service
berupa pengukuran seberapa tingkat pemakaian fungsi , yaitu
·
Reliability
·
Security
·
Performance
·
Adaptability, kemampuan untuk menyesuaikan dengan perubahan
konfigurasi system.
B.
Definisi QoS (
Quality Of Service )
Dari segi networking, QoS mengacu
kepada kemampuan memberikan pelayanan berbeda kepada lalulintas jaringan dengan
kelas-kelas yang berbeda. Tujuan akhir dari QoS adalah memberikan network
service yang lebih baik dan terencana dengan dedicated bandwith, jitter dan
latency yang terkontrol dan meningkatkan loss karakteristik. QoS adalah kemampuan dalam menjamin pengiriman arus data
penting atau dengan kata lain kumpulan dari berbagai kriteria performansi yang
menentukan tingkat kepuasan penggunaan suatu layanan. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut
layanan yang disediakan, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif .
Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter,
probabilitas packet dropping atau bit error rate ( BER ) dapat dijamin. Jaminan
QoS penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimediasecara real-time seperti voice over IP, game online
danIP-TV, karena sering kali initetap memerlukan bit rate dan tidak
diperbolehkan adanyadelay, dan dalamjaringan di mana kapasitas resource yang
terbatas, misalnya dalamkomunikasidata selular. Dalam ketiadaan jaringan,
mekanisme QoS tidak diperlukan.Sebuahjaringan atau protokol yang mendukung QoS
dapat menyepakati sebuahkontraktraffic dengan software aplikasi dan kapasitas
cadangan di node jaringan,misalnya saat sesi fase pembentukan.
C.
Pentingnya QoS
Ada beberapa alasan mengapa kita
memerlukan QoS, yaitu:
1.
Untuk memberikan prioritas untuk
aplikasi-aplikasi yang kritispada jaringan.
2. Untuk memaksimalkan penggunaan investasi jaringan yang sudahada.
3.
Untuk meningkatkan performansi untuk
aplikasi-aplikasi yangsensitif terhadap delay, seperti Voice dan Video.
4.
Untuk merespon terhadap adanya
perubahan-perubahan pada alirantraffic di jaringan.
D.
Tingkatan
QoS
Terdapat 3 tingkat QoS yang umum dipakai,
yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated
service. Ketiga level tersebut akan diuraikan lebih detail dibawah ini.
1.
Best-Effort
Service
Best-effort service digunakan untuk
melakukan semua usaha agar dapat mengirimkan sebuah paket ke suatu tujuan.
Penggunakan best-effort service tidak akan memberikan jaminan agar paket dapat
sampai ke tujuan yang dikehendaki. Sebuah aplikasi dapat mengirimkan data
dengan besar yang bebas kapan saja tanpa harus meminta ijin atau mengirimkan
pemberitahuan ke jaringan. Beberapa aplikasi dapat menggunakan best-effort
service, sebagai contohnya FTP dan HTTP yang dapat mendukung best-effort
service tanpa mengalami permasalahan. Untuk aplikasi-aplikasi yang sensitif
terhadap network delay, fluktuasi bandwidth, dan perubahan kondisi jaringan,
penerapan best-effort service bukanlah suatu tindakan yang bijaksana. Sebagai
contohnya aplikasi telephony pada jaringan yang membutuhkan besar bandwidth
yang tetap, 0agar dapat berfungsi dengan baik; dalam hal ini penerapan
best-effort akan mengakibatkan panggilan telephone gagal atau terputus.
2.
Integrated
Service
Model integrated service menyediakan
aplikasi dengan tingkat jaminan layanan melalui negosiasi parameter-parameter
jaringan secara end-to-end. Aplikasi-aplikasi akan meminta tingkat layanan yang
dibutuhkan untuk dapat beroperasi dan bergantung pada mekanisme QoS untuk
menyediakan sumber daya jaringan yang dimulai sejak permulaan transmisi dari
aplikasi-aplikasi tersebut. Aplikasi tidak akan mengirimkan trafik, sebelum
menerima tanda bahwa jaringan mampu menerima beban yang akan dikirimkan
aplikasi dan juga mampu menyediakan QoS yang diminta secara end-to-end. Untuk
itulah suatu jaringan akan melakukan suatu proses yang disebut admission
control. Admission control adalah suatu mekanisme yang mencegah jaringan
mengalami over-loaded. Jika QoS yang diminta tidak dapat disediakan,
maka jaringan tidak akan mengirimkan tanda ke aplikasi agar dapat memulai untuk
mengirimkan data. Jika aplikasi telah memulai pengiriman data, maka sumber daya
pada jaringan yang sudah dipesan aplikasi tersebut akan terus dikelola secara
end-to-end sampai aplikasi tersebut selesai.
3.
Differentiated
Service
Model terakhir dari QoS adalah model
differentiated service. Differentiated service menyediakan suatu set
perangkat klasifikasi dan mekanisme antrian terhadap protokol-protokol atau
aplikasi-aplikasi dengan prioritas tertentu di atas jaringan yang berbeda. Differentiated
service bergantung pada kemampuan edge router untuk memberikan
klasifikasi dari paket-paket yang berbeda tipenya yang melewati jaringan.
Trafik jaringan dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat jaringan, protocol
dan port, ingress interface, atau klasifikasi lainnya selama
masih didukung oleh standard access list atau extended access list.
E.
Parameter-Parameter Quality of Service
(QoS)
Pada jaringan packet switched, kualitas layanan dipengaruhi oleh
berbagaifaktor, yang dapat dibagi menjadi faktor "manusia" dan faktor
"teknis". Faktor-faktormanusia meliputi: stabilitas layanan,
ketersediaan layanan, delay, dan informasipengguna. Faktor-faktor teknis
meliputi: realibility, scalability, effectiveness,maintainability, Grade of
Service (GOS), dll. Terdapat banyak hal bisa terjadi padapaket ketika mereka
melakukan perjalanan dari asal ke tujuan, yang mengakibatkanmasalah-masalah
berikut dilihat dari sudut pandang pengirim dan penerima,atau yangsering disebut
sebagai parameter-parameter QoS.
Kualitas layanan atau yang
disebut dengan Quality Of Service (QoS) pada komunikasi Audio dan Video
merupakan bagian terpenting dari sistem multimedia terdistribusi, karena dengan
adanya parameter kualitas layanan tersebut, kita dapat menentukan nilai yang
pantas dari suatu kualitas layanan yang standar tapi hal tersebut tidaklah
mutlak selama interpresitasi manusia yang melihatnya, terlihat baik. Parameter
yang ditekankan pada kualitas layanan dari komunikasi audio dan video adalah
sebagai berikut diantaranya :
1.
Frame Loss
` Frame Loss adalah
parameter dari sistem multimedia streming yang dapat diukur, yaitu
dengan cara mencari nilai selisih dari packet frame yang dikirim oleh transmitter
dikurang dengan packet frame yang diterima oleh receiver .
Sehingga hasil dari selisih tersebut didapatkan nilai frame loss.
Frame loss kemungkinan terjadi pada jaringan akibat
dari kapasitas buffer yang terbatas dari node yang dilewati, serta bandwith
yang rendah pada saat data multimedia tersebut melewati jaringan. Sehingga data
tersebut mengalami drop tail dan discarding.
Floss =
FTx - FRx
Dimana,
Floss = Frame loss
FTx = Frame yang dikirim
oleh transmitter
FRx = Frame yang diterima
oleh receiver
2.
Error Rate
Pada error rate
terdapat dua jenis kesalahan (error), yaitu :
a.
Bit error adalah normal dari suatu komunikasi audio dan
video dikarenakan akibat ganguan dan interferensi. Hal tersebut sangat rendah
di dalam jaringan modem. Kehilangan paket data ( packet loss ) sebagian besar
disebabkan oleh network switches yang memiliki kekurangan kapasitas buffer yang
terbatas.
b.
Packet Loss, merupakan suatu parameter yang
menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang,
dapat terjadi karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini
berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi
akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk
aplikasi-aplikasi tersebut. Umumnya perangkat jaringan
memiliki buffer untuk menampung data
yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima.
Beberapa penyebab terjadinya paket loss yaitu:
a.
Congestion, disebabkan terjadinya
antrian yang berlebihan dalam jaringan
b.
Node yang bekerja melebihi
kapasitas buffer
c.
Memory yang terbatas pada node
d.
Policing atau kontrol terhadap
jaringan untuk memastikan bahwa jumlah trafik yang mengalir sesuai dengan
besarnya bandwidth. Jika besarnya trafik yang mengalir didalam jaringan melebihi
dari kapasitas bandwidth yang ada maka policing control akan membuang kelebihan
trafik yang ada.
3. Troughput
Throughput, yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps. Troughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada destination selama interval waktu
tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.
Tabel beberapa contoh parameter kualitas layanan dengan level yan
berbeda
4.
Kualitas Video
Parameter Kualitas suatu video tidak dapat ditetapkan secara pasti,
dikarenakan presepsi antar user berbeda-beda.Kualitas video banyak
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
·
Image Quality
·
frame rate
·
Brightness
·
frame loss dan
·
warna.
Terkadang suatu variable
frame rate yang sangat bagus 30 frame/s mendapatkan image quality yang tidak
baik. Hal ini diperlihatkan pada kualitas video dengan encode H.261 dan H.263,
Dimana dilakukan perbandingan antara frane rate dan image quality. Pada gambar
terlihat bahwa kualitas frame akan semakin baik tetapi frame rate pada video
tidak kurang baik, sebaliknya jika frame rate sangat baik maka kualitas gambar
video semakin buruk, sehingga terdapat daerah yang dimana nilai kedua-duanya
seimbang atau yang disebut dengan “ sweet spot “.
F.
Penyebab QoS yang
buruk
Terdapat beberapa
fakor pengganggu dalam jaringan yang menyebabkan turunnya nilai QoS, yaitu :
- Redaman,
yaitu jatuhnya kuat sinyal karena pertambahan jarak pada media transmisi.
Setiap media transmisi memiliki redaman yang berbeda-beda, tergantung dari
bahan yang digunakan. Untuk mengatasi hal ini, perlu digunakan repeater
sebagai penguat sinyal. Pada daerah frekuensi tinggi biasanya mengalami
redaman lebih tinggi dibandingkan pada daerah frekuensi rendah.
Distorsi, yaitu fenomena yang
disebabkan bervariasinya kecepatan propagasi karena perbedaan bandwidth. Untuk
itu, dalam komunikasi
dibutuhkan bandwidth transmisi yang memadai dalam mengakomodasi adanya spektrum sinyal. Dianjurkan digunakan
pemakaian bandwidth yang seragam, sehingga distorsi dapat dikurangi.
Jenis-jenis noise dalam jaringan :
a.
Thermal noise
ü Terjadi pada media
transmisi bila suhunya diatas suhu mutlak (0ºK)
ü Akibat pergerakan
elektron secara random dan memiliki karakteristik energi terdistribusi seragam
ü Menjadi faktor yang
menentukan batas bawah sensitifitas sistem penerima
b.
Intermodulation noise
ü Terjadi karena
ketidak-linieran komponen transmitter dan receiver
ü Sinyal output
merupakan penjumlahan dan perbedaan dari sinyal input
ü Sistem diharapkan
linear sehingga sinyal output = sinyal input
c.
Impulse noise
ü Pulsa-pulsa
iregular atau spikes
ü Durasi pendek
ü Amplituda tinggi
ü Pengaruh kecil pada
komunikasi telepon analog
ü Pengaruh besar pada
komunikasi data
d.
Crosstalk
ü Gandengan yang
tidak diinginkan antar lintasan sinyal → media metal (twisted pair &
koaksial)
ü Penyebab:
4 Gandengan elektris
4 Pengendalian respon
frekuensi yang buruk
ü Contoh : ketika
bertelepon, kita mendengarkan percakapan lain
e.
Echo
ü Terjadi ketika
sinyal yang dikirim oleh transmitter kembali (feedback) kepadanya.
G. Hubungan Kerja Quality of Service
1.
Quality-of-Service Routing
Banyak
QoS routing algoritma telah diusulkan. Local Proportional Sticky Routing (PSR)
adalah QoS lokal yang pertama pada skema routing . PSR bentuknya sederhana
namun stabil dan digunakan sebagai alternatif untuk QoS global routing. PSR
beroperasi dalam dua tahap: aliran proporsional routing dan komputasi proporsi
mengalir. Proporsional aliran routing menentukan jalur lalu lintas selama
siklus. Ketika siklus selesai, proporsi aliran baru ditemukan untuk setiap
jalur berdasarkan probabilitas blocking. Credit Based Routing (CBR) menggunakan
skema kredit yang digunakan untuk arus penerimaan dan penolakan [1]. Path atau
bagian pemilihan berdasarkan kredit jalan mana yang lebih tinggi jalur kredit
lebih disukai. CBR juga memantau arus dan memblokir probabilitas untuk setiap
jalur untuk digunakan dalam jalur masa depan. Quality-Based
Routing (QBR) berfungsi menentukan jalur berdasarkan pada nilai-nilai QoS
metrik. QBR juga memonitor jalan dan menerjemahkan mengalir nilai-nilai ke
kualitas jalan rata-rata. QBR menyalurkan dan mendeteksi kesalahan yang ada
pada jalur jaringan seperti CBR. Perbedaannya adalah bahwa CBR memberikan
kredit berdasarkan blokir probabilitas, sementara QBR menggunakan kualitas
jalan rata-rata. Delay Based QoS Routing (DBR) menggunakan delay rata-rata di
jalan untuk membuat keputusan routing. Rata-rata delay jalan digunakan untuk
mengukur kualitas jalur data dan pada saat ada aliran data, jalan dengan delay
rata-rata paling sedikit digunakan untuk mengembalikan rute lalu lintas yang
masuk.
Stable
and Delay Constrains Routing (SDCR) bekerja dalam dua fase utama: routing
penemuan dan pemeliharaan. Link stabilitas dan menunda kendala dibagi dalam dua
tahap. Ketika bertemu,data akan dikirim melalui QoS permintaan ke tujuan
pertama, dan memilih jalan yang paling stabil. Jika tidak ada jalan stabil,
maka akan terdapat route request (RREQ). Ketika sumber menerima rute laporan
(RREP), maka akan dihitung keterlambatan end-to-end danmenentukan jalur yang
terbaik. Ketika mempertahankan rute dari sumber, SDCR memantau perubahan
jaringan penundaan ini. Jika menerima route error message (RRER), maka akan
dihapus rute yang berasal dari cache.Setelah itu, akan menghitung ulang rute
terbaik untuk lalu lintas [3].
2.
Multiconstrained QoS Routing
Multiconstrained
QoS routing melibatkan, menemukan dan memesan rute yang memenuhi beberapa
independen kendala. QoS routing bisa terpusat, didistribusikan, atau hirarkis.
Sentralisasi routing mengharuskan node mempertahankan global pengetahuan pada
sumbernya. Negara global harus diperbarui sering untuk mengatasi dinamika
jaringan, algoritma routing terdistribusi dapat lebih terukur karena perhitungan
jalur dibagi di antara node. Banyak didistribusikan skema membuat keputusan
routing hopby- hop, tapi bergantung pada negara global untuk QoS routing.
Hirarkis routing memberikan keuntungan saham dan didistribusikan melalui skema.
Setiap node mempertahankan bagian jaringan negaranya masing – masing. Kelompok
node dikumpulkan untuk skalabilitas. Sumber routing terjadi pada setiap tingkat
hirarki untuk menemukan jalan layak, dengan beberapa ketidaktepatan.
3.
Quality-of-Service Routing MPLS Menggunakan dan Arus
Multicommodity
Multi-Protocol
Label Switching (MPLS) adalah dukungan QoS skema dimana paket dapat diberi
label. Router menggunakan label untuk meneruskan paket di sepanjang jalan yang
telah ditetapkan. MPLS sering digunakan dengan optimasi aliran multicommodity,
yang menemukan rute berdasarkan kendala aliran data. Multicommodity menggunakan
kas untuk QoS routing dengan MPLS. Teknik ini dapat menghasilkan tabel routing yang besar. Akan tetapi dengan solusi Thorup’s membutuhkan sebuah algoritma seperti sebuah front-end. Sehingga ukuran memori dalam keduanya bisa terjangkau.
yang menemukan rute berdasarkan kendala aliran data. Multicommodity menggunakan
kas untuk QoS routing dengan MPLS. Teknik ini dapat menghasilkan tabel routing yang besar. Akan tetapi dengan solusi Thorup’s membutuhkan sebuah algoritma seperti sebuah front-end. Sehingga ukuran memori dalam keduanya bisa terjangkau.
4.
Quality-of-Service Routing Menggunakan Heuristik
Terdapat
dua heuristik untuk multiconstrained QoS routing berdasarkan Bellman Extended –
Ford Algoritma (EBFA). EBFA menghitung jalur layak diberikan beberapa kendala,
tapi runtime nya / memori dapat menjadi eksponensial. Motivasi heuristik kedua
adalah membatasi jumlah jalan QoS yang optimal dan diselenggarakan dalam setiap
node. Kompleksitas waktu terbatas rincian heuristik adalah O (| N | k | E |)
untuk node N, k QoS kendala, dan E tepi. Heuristik yang kedua, jalan terbatas,
batas QoS jalan di setiap node untuk skalabilitas. O (| N | 2lg (| N |)) QoS
jalan disimpan per node, yang optimal. Probabilitas menemukan jalan QoS yang
memenuhi kendala tinggi. Kedua Heuristik tersebut menggunakan routing dan skala
yang buruk.
B. Ulasan
Memberikan jaminan kualitas layanan
(QoS) dalam sistem terdistribusi secara fundamental masalah end-to-end, yaitu,
dari aplikasi-ke-aplikasi. Perhatikan, misalnya, remote akses dan distribusi
untuk sebuah konten audio dan video dari web server: dalam platform sistem
terdistribusi, kualitas jaminan layanan harus berlaku untuk arus informasi yang
lengkap dari server yang jauh melalui jaringan ke titik pengiriman dan playout. Umumnya, hal ini membutuhkan
pengujian penerimaan secara end-to-end dan reservasi resource dalam contoh
pertama, diikuti dengan koordinasi disk yang teliti dan penjadwalan berkas dan
kontrol aliran pada akhir-sistem, paket / bagian penjadwalan dan pengendalian
kemacetan di jaringan dan , akhirnya, aktif pemantauan end-to-end dan pemeliharaan
kualitas layanan yang disampaikan. Ini adalah wilayah yang kompleks dan
menantang penelitian mana memberikan kualitas end-to-end jaminan layanan dalam
sistem terdistribusi masih terbukti sangat bermasalah.
Sampai
saat ini, sebagian besar dari perkembangan di bidang kualitas dukungan layanan
telah terjadi dalam konteks daerah penelitian individu. Telah ada kemajuan yang
cukup besar dalam wilayah yang terpisah dari komputasi terdistribusi, sistem
operasi objek, sistem transportasi dan jaringan multimedia. Pada akhir sistem,
sebagian besar kemajuan telah dibuat dalam bidang penjadwalan, sinkronisasi
multimedia dan dukungan transportasi. Dalam jaringan, penelitian telah
difokuskan pada penyediaan model lalu lintas yang sesuai dan disiplin layanan
serta kontrol penerimaan yang tepat dan protokol reservasi resource. Beberapa
kemajuan juga telah dibuat terhadap definisi QOS arsitektur yang menjangkau-end
sistem dan jaringan.
Banyak
kemajuan yang dibuat dalam pemahaman kita tentang bagaimana membangun kontrol QoS
ke dalam sistem terdistribusi telah datang dari komunitas jaringan. Sekitar
satu dekade lalu peneliti menyadari bahwa kombinasi prosesor yang lebih cepat,
link serat optik, dan packet-switching memungkinkan pengembangan dan penyebaran
infrastruktur tunggal yang menggabungkan kemampuan jaringan telepon, jaringan
data tradisional, dan radio dan jaringan siaran televisi . Ini visi awal
jaringan layanan terpadu menyebabkan desain jaringan ATM, dan, secara paralel,
integrasi suara dan kemampuan transmisi video ke internet. Sementara penyebaran
skala penuh jaringan pelayanan terpadu yang jauh dari kenyataan, tampak jelas
bahwa visi ini akan terus memainkan peran utama dalam desain jaringan dan
penggunaan dalam tahun-tahun mendatang.
Di
jantung dari jaringan layanan terpadu adalah kebutuhan untuk menyediakan
aplikasi yang beragam dengan kualitas yang diinginkan dari layanan. Kita dapat
memecahkan masalah ini dengan salah satu dari tiga pendekatan. Pertama, kita
dapat membangun tambahan kapasitas, sehingga bahkan aplikasi yang paling ketat
memenuhi persyaratan. Hal ini tidak mungkin untuk biaya-efisien. Kedua, kita
dapat meminta semua aplikasi untuk beradaptasi dengan jaringan saat-negara. Ini
tidak praktis untuk kelas aplikasi yang luas, seperti yang bergantung pada
jaminan delay dan bandwidth untuk membawa audio atau lalu lintas video. Dengan
demikian, keragaman persyaratan yang diajukan oleh aplikasi jaringan cenderung
efisien puas hanya dengan alternatif ketiga, yaitu dengan menyesuaikan layanan
jaringan dengan karakteristik aplikasi. Alternatif ini membutuhkan aplikasi
untuk menentukan persyaratan layanan, jaringan untuk membatasi jumlah aliran
simultan - sehingga permintaan layanan individu terpenuhi - dan jaringan ke
polisi lalu lintas sungai sehingga tidak ada pengguna melangkahi batas
penggunaan dinyatakannya. Persyaratan kebijakan ini harus dilaksanakan oleh
penjadwalan yang tepat, kepolisian, sinyal dan mekanisme re-negosiasi.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa, dengan pilihan bijaksana mekanisme dan kebijakan,
adalah mungkin untuk membangun jaringan yang menyediakan per-aplikasi
berkualitas end-to-end layanan. Namun, bergerak solusi dari testbeds skala
kecil ke lapangan memerlukan pemecahan sejumlah masalah yang signifikan.
Mungkin
masalah praktis utama luas penggelaran teknologi yang memberikan kualitas
layanan adalah bahwa mereka tidak kompatibel dengan infrastruktur yang ada di
mana-mana, baik di jaringan telepon dan internet. Jaringan telepon hanya
menyediakan kualitas layanan tunggal, dan Interent dasarnya menyediakan tidak
ada. Hari ini, semua pengguna mengenali kekayaan informasi yang tersedia di
Internet. Namun, masing-masing juga menyadari bahwa mengakses konten multimedia
dapat menjadi pengalaman frustasi. Saat ini, informasi yang paling multimedia
yang tersedia di Internet adalah audio yang berkualitas rendah disertai dengan
kecil, kasar, motion video lambat. Hal ini akan berubah sebagai teknologi
layanan baru terpadu bertahap masuk Bagaimana kita dapat fase-dalam
infrastruktur baru, terutama ketika jaminan end-to-end membutuhkan kualitas
mekanisme pelayanan di setiap hop? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan
kecepatan di mana jaringan pelayanan terpadu menjadi dikerahkan di lapangan.
Bahkan jika kita datang dengan solusi yang baik untuk masalah ini, tantangan
lainnya tetap.
Pertama,
bagaimana seharusnya sebuah aplikasi menggambarkan lalu lintas dan persyaratan
kinerjanya? Jawaban default, yang adalah dengan menggunakan ember bocor,
tampaknya tidak memadai dalam menghadapi lalu lintas yang menunjukkan
burstiness di berbagai skala waktu. Selain itu, dengan pengenalan yang cepat
dari aplikasi jaringan baru, tidak jelas yang mengatur persyaratan kinerja
seharusnya didukung oleh jaringan. Memang, bahkan tidak jelas apakah operator
jaringan harus memungkinkan aplikasi individu untuk menyesuaikan parameter
kinerja mereka sendiri (yang mengarah ke algoritma kontrol masuk kompleks) atau
apakah aplikasi harus memilih dari menu tetap kecil pilihan. Kedua, dukungan
apa yang harus an-end system menyediakan untuk melayani aliran yang berbeda
dengan kualitas pelayanan yang berbeda? Haruskah kita membutuhkan komputasi
terdistribusi objek dan desainer sistem operasi untuk mengubah penjadwalan dan
algoritma manajemen buffer? Jika demikian, perubahan apa yang diperlukan?
Ketiga, jika aplikasi yang diizinkan untuk meminta layanan dikustomisasi, apa
yang bisa kita katakan tentang admission control? Bagaimana kita bisa
mencirikan set aplikasi secara bersamaan diterima? Keempat, bagaimana kita bisa
menjamin kualitas layanan di hadapan jaringan nirkabel, dimana kualitas link
yang dapat dengan cepat menurunkan, dan konektivitas tidak dijamin? Kelima,
bagaimana kita dapat skala desain kita? Bagaimana kita memastikan bahwa jumlah
negara pada sistem intermediate dan perhitungan waktu untuk penjadwalan dan masuk
algoritma tetap dalam batas-batas praktis karena sistem tumbuh? Daftar masalah
sulit tampaknya tumbuh tanpa batas, semakin dekat kita mempelajari masalah!
Untuk
mengatasi ini dan pertanyaan lainnya kami telah mengumpulkan isu Komputer
Komunikasi pada "Quality of Service dalam Sistem Terdistribusi".
Tujuan dari masalah ini adalah untuk menyatukan penelitian dan pengalaman dari
pembangunan sistem eksperimental dan melalui analisis model kuantitatif. Topik
yang dibahas dalam edisi ini meliputi kualitas penelitian layanan dalam
aplikasi adaptif, komputasi terdistribusi objek, akhir-sistem QoS arsitektur,
Internet, jaringan broadband dan routing. Untuk masalah ini, kami menerima
lebih dari dua puluh makalah, dimana empat dipilih untuk publikasi. Sisa dari masalah
ini terdiri dari dua makalah terbaik dari 5th IFIP International Workshop on
Quality of Service (IWQOS'97) dan satu kontribusi diundang. Sementara
masing-masing kertas mencakup aspek-aspek yang berbeda dari ruang masalah
mereka secara kolektif menambah pemahaman kita tentang mewujudkan kualitas
end-to-end layanan dalam sistem terdistribusi.
Banyak
domain aplikasi real-time bisa mendapatkan keuntungan dari lingkungan komputasi
terdistribusi objek fleksibel dan terbuka. Banyak lingkungan ini cocok untuk
permintaan / tanggapan aplikasi konvensional tetapi tidak memiliki dukungan
yang diperlukan untuk aplikasi real-time. Schmidt, Levine dan Mungee, di koran
diundang berjudul, "The Desain TAO Real-Time Obyek Permintaan
Broker", menggambarkan desain kinerja, implementasi CORBA real-time tinggi
yang disebut TAO. Platform ini berjalan pada berbagai sistem operasi dan fitur
layanan penjadwalan real-time yang dapat memberikan jaminan kualitas layanan
untuk deterministik real-time implementasi CORBA. Banyak implementasi CORBA
konvensional menderita efek inversi prioritas dan non-determinisme yang
diselesaikan oleh TAO.
Untuk
memberikan kualitas layanan diprediksi pada akhirnya-sistem kita perlu
merancang arsitektur pengelolaan sumber daya yang aplikasi dan sistem operasi
bekerja sama untuk secara dinamis beradaptasi dengan variasi dalam kebutuhan
sumber daya aplikasi 'dan sumber daya yang tersedia jaringan. Dalam
"Integrated CPU dan Jaringan I / O Manajemen QoS dalam Sistem End",
Lakshaman, Yavatkar dan Finkel, menggambarkan pelaksanaan Kualitas Adaptive
Layanan Arsitektur (AQUA) menggunakan sistem operasi Sun Solaris. Mereka
memeriksa bagaimana AQUA dapat mengelola CPU untuk memberikan kualitas
diprediksi pelayanan kepada aplikasi. Sebuah gagasan utama dari pekerjaan
mengelola CPU dan sumber daya jaringan IO secara terpadu.
Kualitas
konsep layanan adalah sebagai berlaku di sistem-end karena mereka dalam
jaringan. Ott, Michelitsch, Reininger dan Welling dalam makalah mereka,
"Sebuah Arsitektur untuk Adaptive QOS dan Aplikasi untuk Sistem Desain
Multimedia", menggambarkan implementasi sistem terdistribusi multimedia
adaptif yang menggeneralisasi konsep QOS menerapkannya di semua lapisan
arsitektur perangkat lunak. Sebuah sistem prototipe mengevaluasi arsitektur QOS
yang diusulkan. Komponen kunci dari sistem ini adalah antarmuka pengguna grafis
yang menangkap persyaratan QOS aplikasi ', sebuah layanan jaringan dinamis yang
efisien sesuai dengan sumber daya jaringan yang tersedia dengan kebutuhan
pengguna dan scheduler prosesor bahwa jadwal tugas sesuai dengan persyaratan
eksekusi. Dalam kerja terkait, Alfano di koran, "Desain dan Implementasi
Koperasi Multimedia Lingkungan dengan QOS Control", membahas perkembangan
bukti-of-konsep sistem multimedia koperasi yang mengelola jasa multimedia dan
sumber daya yang mendasari secara terpadu. Dalam arsitektur QOS ini penekanan
khusus ditempatkan pada mewujudkan QOS pemetaan dan mekanisme kontrol QoS di
lingkungan eksperimental yang mendukung akses koperasi, manipulasi dan distribusi
media terus menerus dan data.
Internet
Engineering Task Force telah menggambarkan sebuah kelas aplikasi yang
memerlukan hard jaminan real-time untuk QOS dari layanan internet terintegrasi
masa depan. Aplikasi ini memerlukan jaringan untuk menjamin bahwa paket akan
tiba dalam waktu pengiriman dijamin dan tidak akan dibuang pada router menengah
karena antrian overflow, asalkan karakteristik lalu lintas arus tetap dalam
kontrak yang telah disepakati. Dalam "Penerimaan Panggilan dan Resource Reservation
untuk layanan QOS Dijamin di Internet", Verma, Pankaj dan Leon-Garcia
mengembangkan algoritma yang efisien dan didistribusikan berdasarkan fungsi
biaya untuk membagi end-to-end dijamin persyaratan QoS ke dalam persyaratan QoS
lokal yang dipetakan dengan kebutuhan sumber daya lokal. Solusinya
memperhitungkan pemilihan rute account dan tindakan menerima dan mengirim node
dalam admission control dan proses reservasi resource.
Memperoleh
pemahaman tentang hubungan mendasar antara kualitas layanan, biaya sambungan
dan smoothing lintas di Variable Bite Rate (VBR) video melalui jaringan ATM
merupakan area yang penting dari penelitian. Zhang dan Hui dalam makalah
mereka, "Menerapkan Lalu Lintas Smoothing Teknik untuk QOS Service Control
dalam transmisi video yang VBR", membahas bagaimana lalu lintas membentuk
dapat meningkatkan kualitas layanan dan pada saat yang sama mengurangi biaya
jaringan untuk memberikan VBR video melalui jaringan ATM. Para penulis
menyajikan teknik smoothing lalu lintas yang efisien disebut "minimal
polyline smoothing" yang meminimalkan biaya sambungan untuk layanan
deterministik dan dinamis menyesuaikan parameter QoS untuk layanan statistik
dalam transmisi video yang VBR.
QOS-based
routing di Internet dan jaringan ATM dikenal menjadi masalah terselesaikan.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa call-by-call routing sangat ideal untuk
seleksi jalur QOS berbasis dalam jaringan kecil di mana mudah untuk
mendistribusikan informasi topologi yang relatif akurat. Pendekatan seperti itu
memiliki sejumlah keterbatasan sebagai skala jaringan untuk ukuran yang lebih
besar. Dalam tulisan mereka, berjudul "A Scalable QOS berbasis Routing
Skema Inter-Domain dalam Kecepatan Tinggi Wide Area Network", Kim, Lim dan
Kim membahas suite algoritma routing yang khusus dirancang untuk memenuhi
jaringan yang besar.
Koran-koran
yang dipilih untuk alamat masalah banyak hambatan teknis yang penting yang ada
dalam membangun kualitas layanan ke dalam sistem terdistribusi. Setelah satu
dekade penelitian di lapangan, banyak masalah tetap. Satu-satunya harapan,
maka, mungkin untuk membangun sistem yang kecil, mempelajari perilaku mereka,
dan menerapkan apa yang telah dipelajari ke arah pembangunan yang lebih besar
dan scalable sistem terdistribusi Kami percaya bahwa kita perlu mengambil
pendekatan langsung digabungkan dengan analisis baik mendirikan model. Tujuh
makalah dalam edisi ini adalah contoh dari pemikiran ini.
C. Kesimpulan
Quality of Service merupakans sebuah
media pelayanan dalam meningkatkan kinerja dari jaringan komunikasi pada
lalulintas jaringan komputer dimana setiap lalu llintas jaringan dengan kelas –
kelas yang berbeda memiliki pelayanan yang berbeda terhadap kinerja pada masing
– masing jalur lalu lintas jaringan. Sehingga pelayanan dapat memungkinkan lalu
lintas pada jaringan komunikasi menjadi lebih baik serta mendapat pembagian
range bandwith yang efektif maupun efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Noura
Abbas, Andrew M Gravell, Gary B Wills, The Impact of Organization, Project
and Governance Variables on Software Quality and Project Success,
University of Southampton School of Electronics and Computer Science,
Southampton, UK, 2010.
Andrew Campbell, Domenico Ferrari,
Stefan Fischer, Lars Wolf, 2000, Quality
of Service in Networks and Distributed Systems.
Yudi
Eko Windarto, Quality of Service (QoS)
dalam system terdistribusi. [Online] (http://yudiekowindarto.students-blog.undip.ac.id/,
diakses tanggal 12 November 2013).
2 komentar:
wagalasehh...mantab banget gan
solder uap
terima kasih ya min ^^ artikel ini benar benar sangat bagus dan bemanfaat untuk saya , bagus juga untuk orang yang belum paham atas artikel ini saya sangat terkesan akan artikel bagus dari anda , teruslah berkarya ya, semoga sukses dan sehat selalu
bandarq terpercaya
agen domino teraman dan terpercaya
mohon maaf jika ada salah saya dalam tulisan, terima kasih dan salam hormat terdalam saya ya min
Posting Komentar